GAYA mengajar guru yang masih menyamaratakan dalam menghadapi anak didiknya, dirasa dapat berakibat pada terhambatnya optimalisasi potensi siswa. Terutama pada potensi anak didik yang masuk dalam kategori Cerdas Istimewa dan Berbakat Istimewa (CIBI). Hal itu diungkapkan oleh Oleh Amril Muhammad Sekretaris Jendral CIBI nasional dalam dialog dengan Guru MAN 1 Bojonegoro di Aula MAN 1 pada tanggal 28 Pebruari 2011.
“Diantaranya adalah masih ada guru yang melarang anak didiknya dalam menggunakan cara yang berbeda dengan ajaran guru,” terangnya. Selain hal tersebut, masih banyaknya guru yang kurang memahami sensitivitas sosial emosional anak didiknya, serta tidak memberi ruang yang cukup juga mempengaruhi perkembangan anak didik yang masuk dalam kategori CIBI tersebut.
Diikuti oleh sekitar 50 tenaga pengajar di sekolah tersebut, Amril beranggapan bahwa seorang guru diharapkan bisa menjadi pendamping anak anak dalam belajar. “Sehingga persepsi anak harus mendapatkan pelajaran dari guru mulai sekarang harus di ubah,” tambahnya.
Amril Muhammad Sekretaris Jendral CIBI nasional menambahkan sedikitnya ada 3 hal yang diperlukan dalam pengembangan anak CIBI. Yang pertama adalah pengembangan proses belajar mengajar yang disediakan oleh sekolah dan guru.
“Selain itu, pengembangan komunitas lingkungan sosial yang memahami perilaku anak CIBI dan dapat mengarahkan anak CIBI semakin matang di masa depan,” tambahnya. Faktor ketiga adalah penelitian mengenai proses belajar mengajar dan desain kurikulum yang dibutuhkan oleh anak CIBI.
Dikatakan pula oleh Amril, tenaga guru CIBI harus terbuka dalam perubahan, serta mampu bekerja sama dengan pihak terkait dan fleksibel dalam berfikir. (Kominfo02/JK/rio)
http://www.bojonegorokab.go.id/index.php/component/content/article/1037-guru-man-1-dialog-tentang-cibi