MEMBANGUN SOFTSKILL ANAK CI+BI melalui PEMBELAJARAN COOPERATIF

Oleh: Amril Muhammad (Sekjend Asosiasi CI+BI Nasional)

Pembelajaran kooperatif mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kerjasama dalam pemecahan masalah atau belajar perlu dibudayakan pada siswa CI+BI, karena sangat baik untuk membangun keterampilan sosialnya. Melalui kerjasama, siswa dilatih untuk saling membantu sekaligus menyadari bahwa setiap manusi memiliki keterbatasan. Keterbatasan ini bisa diminimalisasi jika kerjasama dibangun. Di sisi lain siswa memahami ada perbedaan di antara teman-temannya, sehingga ia dapat memahami adanya keragaman. Keragaman adalah kekayaan. Melalui kerjasama, dibangun sinergitas untuk memperoleh hasil terbaik atas nama dan untuk kelompok.

Pelaksanaan pembelajaran kooperatif dilakukan dalam beberapa fase atau tahapan, yaitu:

Fase 1, Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa.

Kejelasan tujuan pembelajaran dapat memberi panduan terkait apa yang harus disiapkan secara fisik dan mental untuk mencapai tujuan tersebut. Motivasi belajar siswa harus dibangun karena dapat memunculkan dorongan belajar agar timbul gairah untuk belajar. pembentukan motivasi ini berpengaruh pada siswa untuk dapat mencapai hasil yang baik dalam prestasi belajar.

Fase 2, Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

Demonstrasi merupakan cara yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekadar memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri.

Menyediakan bahan bacaan dalam penerapan pembelajaran kooperatif bagi siswa CI+BI sangat penting. Banyak yang mengatakan buku adalah jendela dunia. Dengan membuka buku berarti siswa kita dorong untuk membuka jendela dunia. Melihat keluar, melihat sesuatu yang baru atau pemandangan yang berbeda dengan apa yang ada di memori siswa. Sehingga bisa memperkaya pengetahuan yang tersimpan dalam memori.

Fase 3. Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi efisien

Pengelompokan yang heterogenitas merupakan cirri khas yang menonjol daripembelajaran kooperatif, kelompok ini terbentuk berdasarkan keanekaragaman yang ada didalam kelas baik keanekaragaman gender, ras, intelektual maupun keanekaragaman status sosial ekonomi.

Pimpinan kelompok dipilih secara demokratis atau bergilir untuk memberikan pengalaman memimpin bagi para anggota kelompok Pemimpin kelompok sering ditentukan oleh guru atau kelompok dibiarkan untuk memilih pemimpinnya dengan cara masing-masing. ini berarti siswa CI+BI belajar untuk berdemokrasi, menerima kekalahan dan siap bila memperoleh kemenangan.

kerja kelompok dalam pembelajaran kooperatif akan efekif jika diantra anggota kelompok terdapat: (1) saling ketergantungan positif, (2) tanggungjawab perorangan, (3) kegiatan tatap muka,  (4) komunikasi antar anggota, dan (5) evaluasi proses kelompok

Fase 4. Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mengerjakan tugas.

Bimbingan ini diperlukan agar proses belajar kelompok berlangsung efektif. Harus dihindari adanya dominasi individu tertentu dalam proses kerja kelompok. Karena itu guru perlu membimbing siswa dalam melakukan pembagian kerja kelompok. Semua pekerjaan harus terbagi relatif merata dan diminimalkan adanya tumpang tindih. Dengan demikian semua anggota kelompok dituntut untuk berkontribusi. Pembimbingan juga dilakukan dalam proses diskusi. Jangan sampai ada anggota kelompok yang menghindari diskusi karena tanggapan kurang positif dari temannya saat ini mengungkapkan gagasannya.

Fase 5. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Memberikan presentasi saat ini sudah merupakan bagian yang penting dalam proses belajar dan kerja. Apabalia siswa memiliki Keterampilan yang tinggi dalam hal ini akan menjadi aset utama bagi nya untuk mengembangkan karir. Presentasi merupakan alat komunikasi tangguh dalam usaha untuk menyampaikan laporan atau keterangan mengenai apa saja yang merupakan tanggung jawab kelompok atau individu dalam belajar. Presentasi juga dapat digunakan untuk menunjukkan kemampuan, karena dari cara siswa memberikan presentasi dapat dinilai seberapa jauh ia menguasai bidang yang dipelajarinya.

Melalui proses presentasi, siswa CI+BI dilatih untuk menyajikan informasi secara profesional yang menarik dapat dilakukan dengan menggunakan program presentasi. Salah satu rogram presentasi yang sangat populer adalah Microsoft PowerPoin. Program ini dapat disarankan oleh guru, karena program ini banyak digunakan karena kemudahan cara pennggunaannya serta fasilitas tampilannya yang menarik. Presentasi ini kemudian dibantu dengan penyediaan monitor, proyektor multimedia (infocus) maupun melalui halaman web serta media cetak lainnya.

Selanjutnya guru perlu melakukan evaluasi dari proses dan hasil belajar siswa. Evaluasi belajar penting dilakukan karena mempunyai fungsi : Kurikuler (alat pengukur ketercapaian tujuan mata pelajaran), instruksional (alat ukur ketercapaian tujuan proses belajar mengajar), diagnostik (mengetahui kelemahan siswa, penyembuhan atau penyelesaian berbagai kesulitan belajar siswa)., placement (penempatan siswa sesuai dengan bakat dan minatnya, serta kemampuannya) dan administratif BK (pendataan berbagai permasalahan yang dihadapi siswa dan alternatif bimbingan dan konseling).

Fase 6. Guru mencari cara untuk menghargai upaya atau hasil belajar siswa baik individu maupun kelompok

Keberhasilan belajar siswa tidak lepas dari motivasi siswa yang bersangkutan, oleh karena itu pada dasarnya motivasi berprestasi merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan siswa. Siswa juga akan lebih termotivasi jika dari hasil belajarnya tersebut mendapatkan penghargaan (reward) yang memuaskan dari guru atau pihak pengajar sebagai tanda penghargaan atas hasil belajarnya tersebut.

Agar pelaksanaan pembelajaran kooperatif di kelas akselerasi berlangsung efektif, guru perlu melakukan persiapan. Beberapa hal diantaranya:

  1. pilih pendekatan apa yang akan digunakan, misal STAD, Jigsaw, Investigasi Kelompok, dll.
  2. Pilih materi yang sesuai untuk model ini
  3. mempersiapkan kelompok yang heterogen
  4. menyiapkan LKS atau panduan belajar siswa
  5. rencanakan waktu, tempat duduk yang akan digunakan

apabila model pembelajaran koperatif dilakukan, diharapkan tumbuh  nilai-nilai positif :

  1. Siswa memiliki berbagai ketrampilan-ketrampilan baru agar dapat ikut berpartisipasi dalam dunia yang selalu berubah dan terus berkembang.
  2. Siswa dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama dengan orang lain dalam berbagai situasi social. Tujuan ini berkaitan dengan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kesadaran akan kerjasama dalam segala bidang
  3. Siswa untuk memiliki kesadaran untuk membangun pengetahuan secara aktif
  4. Siswa memiliki keemantapan interaksi pribadi diantara siswa dan diantara guru dengan siswa. Hal ini bertujuan untuk membangun suatu proses social yang akan membangun pengertian dan pengetahuan bersama.
  5. Siswa mampu untuk menemukan, membentuk dan mengembangkan pengetahuan. Artinya siswa diharapkan mampu membentuk makna dari materi-materi peljaran melalui suatu proses belajar dan menyimpannya agar dapat diproses dan dikembangkan lagi.
  6. Peningkatan hasil belajar, meningkatkan hubungan antar kelompok, menerima teman yang mengalami kendala akademik dan meningkatkan harga diri (self esteem).

 

Sumber:

Robert E. Slavin, 2010. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Jakarta: Nusamedia

Gora, Winastawan dan Sunarto. Pakematik: Strategi Pembelajaran Inovatif Berbasis TIK. Jakarta: Elex Media Komputindo

Ismail. (2003). Media Pembelajaran (Model-model Pembelajaran). Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SLTP.

Sri Wardhani. (2006). Contoh Silabus dan RPP Matematika SMP. Yogyakarta: PPPG Matematika.

Tim PPPG Matematika. (2003). Beberapa Teknik, Model dan Strategi Dalam Pembelajaran Matematika.  Bahan Ajar Diklat di PPPG Matematika, Yogyakarta: PPPG Matematika.

Widowati, Budijastuti. (2001).  Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya.