CI+BI Award

INDONESIA MILIKI 1,3 JUTA ANAK CERDAS ISTIMEWA

Jakarta, 11/12/2010 (Kominfo Newsroom) Indonesia memiliki sekitar 1,3 juta anak usia sekolah yang berpotensi cerdas istimewa dan berbakat istimewa (CI+BI) atau kerap disebut “gifted-talented” namun dari jumlah itu, baru 9.500 (0,7%) anak yang sudah mendapat layanan khusus dalam bentuk program akselerasi/percepatan (data tahun 2009).

Foto bersama Penerima CI+BI Award bersama Wamendiknas RI, Prof. Fasli Jalal

Foto bersama Penerima CI+BI Award bersama Wamendiknas RI, Prof. Fasli Jalal

“Masih sangat banyak siswa CI+BI belum memperoleh layanan pendidikan yang sesuai dengan potensi dan kebutuhan mereka,” kata Sekjen Asosiasi Penyelenggara, Pengembang, dan Pendukung Pendidikan Khusus untuk Siswa Cerdas Istimewa dan Berbakat Istimewa (Asosiasi CI+BI) Nasional Amril Muhammad di Jakarta, Sabtu (11/12).
Ditemui di sela-sela seminar nasional dan Anugerah CI+BI Award di Aula Sekolah Diponegoro Rawamangun, Jakarta Timur, ia menyebutkan bahwa akselerasi/percepatan tersebut ada dua macam.
Yaitu percepatan kontens base dan percepatan grade base. Percepatan kontens, itu adalah perbidangnya dia mampu, sedangkan kalau grade itu dia yang seharusnya sekolah tiga tahun, dia bisa hanya dua tahun.
Amril menambahkan, sejumlah ciri anak “gifted-talented” dapat dikenali antara lain dari kecerdasan intelektualnya yang very superior. Seperti, skor IQ (Intelligence Quotient) 130 ke atas, dengan menggunakan skala Wechsler. “Mereka memiliki kecepatan menyerap lebih dari teman sebayanya,” katanya.
Amril yang banyak berkiprah di Cugenang Gifted School Cianjur dan juga dosen Jurusan Manajemen Pendidikan FIP Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini menambahkan bahwa anak-anak “gifted-talented” memiliki kreativitas tinggi dan memiliki rasa penasaran yang lebih.
Perhatian khusus tidak dimaksudkan untuk melakukan diskriminasi, tetapi semata-mata untuk memberikan layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi siswa. Untuk program akselerasi misalnya, ini mencakup grade dan konten. Berdasarkan data tahun 2009, dari 260.471 sekolah, baru 311 sekolah yang memiliki program layanan bagi anak CI+BI.
Saat ini ada 311 sekolah yang menyelenggarakan CI+BI, di seluruh Indonesia dari 22 propinsi, baik sekolah negeri maupun swasta, serta 10 madrasah, dan yang terbanyak di propinsi Jawa Timur.
Menurut Amril, di Cugenang Gifted School, Cianjur Jawa Barat, ada seseorang yang punya uang yang akan membantu sekitar 8 siswa CI+BI, walaupun mereka 8 orang tapi suasananya sudah ramai melebihi satu sekolah, sebanyak 13 guru kewalahan karena kepintaran siswa-siswa tersebut.
Di tempat yang sama, Wakil Menteri Pendidikan Nasional (Wamendiknas) Fasli Jalal mengatakan, layanan perhatian khusus diperlukan bagi kebutuhan anak cerdas istimewa dan berbakat istimewa, sehingga mereka tidak merasa terkungkung.
Fasli juga menilai, pentingnya sinergitas antara orang tua, sekolah/madrasah, dan lingkungan dalam optimalisasi potensi anak CI+BI.
Dalam acara yang digelar dalam rangka ulang tahun ke-3 Asosiasi CI+BI Nasional ini, empat tokoh yang peduli pendidikan memperoleh “Anugerah CI+BI Award”. Mereka adalah Conny R. Semiawan, Arief Rachman, Utami Munandar, dan Indra Djati Sidi.(T.Ad/ toeb)

sumber: http://bipnewsroom.info